Politis Golkar Sebut Tak Ada Politik Dinasti di Beringin
Ternate — Rencana majunya dua adik Ahmad Hidayat Mus
yakni Alien Mus dan Aliong dianggap politisi Golkar, Makmur Gamgulu
mengatakan tidak mengancam. Menurut keduanya, meski Alien dan Aliong
menyatakan maju calon ketua Golkar Maluku Utara, namun bukan berarti ada
dinasti politik di Partai Golkar. “Tidak ada politik dinasti di
Golkar,” tangkis Makmur Gamgulu, Senin (29/8).
Makmur Gamgulu yang kini masuk dalam tim Hasan Bay mengatakan, meski
nama Alien dan Aliong serta Umar Hi. Soleman lebih dulu muncul sebagai
calon ketua Golkar, tak lantas yang lain tak ingin maju. Dikatakan,
Hasan Bay juga akan maju karena yang bersangkutan ketua DPD II Partai
Golkar Kota Tidore Kepulauan, namun namanya baru terekspose di publik.
“Hasan Bay maju karena keinginan teman-teman dan sudah dikomunikasi
beberapa bulan lalu saat DPP menyatakan akan ada Musda diseluruh
Indonesia. Sampai saat ini sudah ada 16 suara yang dikantongi, kalau
tidak dikonfirmasi langsung saja ke panitia, voter-voter itu dari mana
saja, yang pasti 10 DPD II, kemudian ada dua pendiri dan didirikan, 2
dari DPD I yakni demosioner dan dewan pertimbangan dan Orsad,” kata
Makmur.
Menurutnya, dari 16 suara, sudah ada 6 dukungan suara. Makmur
mengkalkulasi, jika Hasan menang maka harus tambahan 3 suara supaya
menjadi 9 suara. “Kalau 9 suara mudah-mudahan bisa aklamasi, karena
masing-masing kandidat mengklaim diri mendapat dukungan, kita juga bisa
tapi belum bisa dibuka sekarang, besok nanti lihat di Musda. Siapa-siapa
yang ada di Hasan Bay, siapa-siapa yang ada di Alien, dan siapa yang
ada di Aliong dan lain-lain,” tantang Makmur.
Dikatakan, keinginan Hasan Bay hanya satu, masyarakat tahu kalau
bahwa di Golkar kader berpikir yang sama. Kebanyakan masyarakat tidak
mau ada politik dinasti. “Yang pasti teman-teman juga berpikiran sama
dengan kita dan juga sepikran dengan Hasan Bay. Artinya memang politik
dinasti di Golkar tidak diharamkan, kalau memang itu proses secara alami
dan secara demokratis orang berpikir memilih satu diantara dua adik
kandungnya AHM itu tidak masalah,” ujarnya.
Makmur menyebut, terpilihnya Alien atau Aliong disebabkan karena
ketakutan terhadap AHM, lantaran dipaksa orang-orang tertentu yang tidak
dikehendaki. Makmur menginginkan ada perubahan. Keinginan DPD II dan
sejumlah kader, Hasan Bay dianggap layak menggantikan AHM. “Jadi
keinginan berubah ini yang kemudian termotivasi teman-teman DPD II untuk
mencalonkan Hasan Bay,” urainya.
Makmur menyebut, ada bebebrapa hal yang ia komunikasikan dengan Hasan
dan Hasan menitipkan ke DPD II, jika Hasan terpilih semua ketua DPD II
yang terpilih berdasarkan hasil Musda tidak akan diganti. Seperti budaya
sebelumnya, karena siapa yang tidak sejalan dan tidak mengikuti arahan
DPD I akan diganti. “Hasan Bay tidak menggantikan siapa pun kalau ketua
DPD II terpiliha secara sah di Musda. Memang budaya di Golkar dulu ada
intervensi dari atas sangat kuat, misalnya seperti rekruitmen caleg,
memang itu mekanisme partai,” jelasnya.
Dijelaskan, DPD I tidak mengintervensi penetuan caleg. Hasan kata
Makmur menginginkan kewenangan diserahkan otonom ke DPP II, semua calon
legislatif tidak lagi diatur DPD I, tetapi haknya DPD II. Begitu pula
calon kepala daerah Kabuparen/Kota ditentukan DPD II. “Walaupun dikirim
nama, DPD I tetap menindaklanjuti ke DPP,” tandas Makmur.
Makmur mempromosikan, salah program Hasan Bay, DPD I hanya transit,
tidak memangkas keinginan DPD II. Ia menghimbau agar DPD II yang belum
berkomunikasi, supaya membangun komunikasi kembali. “Yang ingin
bergabung silahkan, sebab Hasan Bay tinggal butuh tiga suara dan
menang,” katanya.
Makmur mengatakan, ia tidak akan berani membuat konferensi pers jika
Hasan Bay bakal tidak menang. Ia berkeyakinan, karena Hasan Bay menang,
maka berani mempublikasikan figurnya. “Justeru saya berkeyakinan kuat
Hasan Bay menang, maka saya berani mempublikasikan,” tandasnya.
Semutnews.com
Semutnews.com